Pakaian Berkabung dan Tradisi Pangkat Dalam Pemakaman Tionghoa
Toko bunga Adijasa – Pemakaman dan ritual upacara
kematian orang Tionghoa memang lebih panjang dan rumit bahkan ada tradisi
berkabung dengan mengenakan pakaian pangkat berbeda-beda.
Dalam adat dan tradisi orang Tionghoa tentang kematian, umumnya keluarga yang ditinggal mati akan mengenakan pangkat di topi atau lengannya. Tiap pangkat memiliki arti yang berbeda-beda yang sangat menarik untuk diungkap.
Dalam adat dan tradisi orang Tionghoa tentang kematian, umumnya keluarga yang ditinggal mati akan mengenakan pangkat di topi atau lengannya. Tiap pangkat memiliki arti yang berbeda-beda yang sangat menarik untuk diungkap.
Tradisi kematian
etnis Tionghoa memiliki cukup banyak pernak-pernik yang bersifat simbolik. Pangkat
yang ditempatkan di lengan umumnya dibuat dari kain polos berwarna biru tua,
kain goni, atau kain berwarna biru muda, merah muda dan kuning. Sesungguhnya
pangkat ini merupakan penyederhanaan aksesori simbolis dari ritual asalnya,
mengingat Indonesia merupakan negara beriklim tropis jadi tidak akan cocok dan
nyaman bila mengenakan pakaian berlapis-lapis ke Adijasa
Surabaya.
Pakaian Berkabung Etnis Tionghoa di Rumah Duka Adijasa
Sejak 2500 tahun
lalu tepatnya pada zaman kekaisaran Zhou, jika ada orang yang meninggal, maka
anggota keluarganya diwajibkan untuk memakai pakaian dari kain goni atau
pakaian lainnya yang disesuaikan dengan tingkatan hubungan dengan orang yang
meninggal.
Anak kandung dari
mendiang diwajibkan untuk mengenakan pakaian berkabung selama 3 tahun
berturut-turut, sedangkan anak perempuan yang sudah berkeluarga diizinkan
mengenakan pakaian tersebut hanya selama 1 tahun saja, untuk keponakan atau
cucu boleh melepaskan pakaian berkabung ketika sudah melewati 3 bulan.
Jika ditotal,
terdapat lima tingkatan berkabung dengan batas waktu yang berbeda-beda. Ritual
pangkat ini dilaksanakan dengan ketat di ribuan tahun yang lalu, namun
belakangan ini, ritual ini sudah mengalami penyederhanaan, bahkan ada banyak
anggota keluarga yang hanya memberikan pesan bunga
papan duka Surabaya karena berhalangan hadir.
Tradisi Pangkat Yang Berkembang Saat Ini
Saat
ini sering kali ditemukan di Indonesia, orang Tionghoa yang berkabung umumnya
akan membawa bunga duka Adijasa dan mengenakan pakaian berwarna putih yang
dibuat dari kain blacu setelah itu mengenakan pangkat di lengannya. Namun, ada
pula keluarga yang memiliki peraturan
berbeda, di mana laki-laki akan mengenakan pangkat di lengan sebelah kiri lalu
anak perempuan mengenakan pangkat di sebelah kanan, beberapa keluarga Tionghoa
lainnya ada yang memilih menyeragamkan pangkatnya, entah itu di kiri atau
kanan.
Tradisi
penyederhanaan pangkat ini dilakukan beberapa tahun belakangan ini efek dari
ritual yang telah dilakukan ribuan tahun lalu yang mewajibkan anggota keluarga
yang ditinggalkan untuk memakai baju dari kain goni yang melambangkan berkabung
selain dengan memberikan bunga duka Adijasa.
Lamanya berkabung
di zaman dahulu selama 3 tahun, namun karena ada banyak faktor baik dari
kondisi maupun situasi, maka tradisi berkabung disederhanakan menjadi 1 tahun
bahkan kini hanya ada yang melakukannya selama 7 hari saja, bahkan hanya
menitipkan bunga papan duka cita karena
terlalu sibuk.
Perbedaan Pangkat Untuk Masing-Masing Generasi
Pada umumnya,
terdapat 6 jenis pangkat yang digunakan di lengan atau topi anggota keluarga
dekat:
- Anak laki-laki serta menantu perempuan umumnya akan mendapatkan potongan goni kasar.
- Anak perempuan yang sudah berkeluarga akan memperoleh potongan goni halus.
- Cucu dari anak laki-laki akan mengenakan potongan kain warna biru tua.
- Cucu dari anak perempuan mengenakan pakaian berkabung berwarna biru muda.
- Cicit dari anak laki-laki akan mengenakan pakaian atau baju kaos warna kuning.
- Cicit dari anak perempuan umumnya akan mengenakan kaos warna merah muda.
Di keluarga
tertentu, apabila mendiang memiliki cicit umumnya pada saat melakukan prosesi
pemakaman akan dilengkapi dengan kereta tandu yang dibuat dari kertas. Sebagai
penandu adalah 4 orang cicit laki-laki, tradisi ini biasanya dijalankan bila
jarak antara rumah duka Adijasa dan pemakaman cukup dekat, tapi bila jaraknya
jauh maka tandu akan diikatkan pada mobil pick up untuk dihantarkan ke pemakaman.
Faktanya,
masih ada pangkat lainnya yang ditunjukkan untuk anggota keluarga jauh yang
mana hubungan darahnya bukan dari keturunan utama. Sebenarnya tidak seluruh
anggota keluarga
diwajibkan untuk ikut berkabung, umumnya mereka akan membuang seluruh tanda
berkabung di pemakaman di hari jenazah dimakamkan:
- Keponakan mendiang umumnya akan mengenakan pakaian dari potongan goni halus serta kain warna biru tua. Keponakan yang dipilih pun harus memiliki marga yang sama dengan orang yang meninggal.
- Sedangkan untuk keponakan yang marganya berbeda ,bisa mengenakan pakaian dari kain warna biru dan potongan goni halus.
- Anak dari keponakan diizinkan untuk mengenakan kaos warna biru.
- Cucu keponakan akan mengenakan kaos warna kuning.
Orang yang
berkabung tidak diperkenankan untuk memakai pakaian warna-warni selain warna
yang telah di sebutkan sebelumnya, dan selama proses berkabung ini, umumnya
anak cucu dari orang yang telah meninggal tidak diizinkan untuk menikah, jika
sudah terlanjur akan mengadakan pesta pernikahan, maka acara pernikahan
hendaknya dilakukan dengan mengikuti seluruh persyaratan, pernikahan pun akan
dilakukan dengan konsep yang sederhana.
Tradisi Pangkat Untuk Etnis Tionghoa Yang Memeluk Agama Lain
Tradisi ini
merupakan peninggalan udara yang tidak ada kaitannya dengan upacara atau ritual
keagamaan tertentu jadi tidak ada alasan yang dibenarkan untuk meninggalkan
tradisi pangkat ini. Tradisi ini bukan sekedar menunjukkan perbedaan tingkatan
hubungan kekeluargaan antara mendiang dengan anggota keluarga, tapi juga
menunjukkan rasa bakti seluruh anggota keluarga pada orang yang sudah meninggal
yang tidak cukup diutarakan hanya dengan seikat bunga yang dibeli di toko bunga Surabaya.
Presiden Chiang
Kai-Shek serta Chiang Ching Kuo merupakan menganut agama Kristen, mereka berdua
termasuk orang yang taat, di masa perkabungan mereka, seluruh instansi
pemerintahan bersama rakyat Taiwan ikut berkabung dengan mengenakan pakaian
pangkat sebagaimana tradisi sebagai tanda berkabung selain memberikan bunga papan duka cita.
Sama halnya ketika
Zho Enlai dan Mao Zedong meninggal, seluruh rakyatnya ikut berduka cita dan
mengenakan pakaian dengan pangkat. Jadi bisa ditekankan jika tradisi pangkat
yang telah diturunkan lama ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan ajaran
agama tertentu.
Tradisi ini
mungkin memiliki makna yang hampir sama seperti mengibarkan bendera setengah
tiang sebagai simbol berkabung. Jadi sebelum berpikir untuk menghindari tradisi
pangkat ini, hendaknya pahami lebih dahulu makna dibalik tradisi tersebut, agar
tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan persepsi.
Saat sedang
berkabung, masyarakat Tionghoa percaya jika ada beberapa perayaan yang
seharusnya tidak dilakukan atau tabu untuk dilakukan karena akan mengganggu
acara berkabung, di antaranya adalah hari raya Imlek, perayaan Tang Cek,
perayaan Peh Chun atau menyelenggarakan Kong Tiek.
Kematian untuk
orang Tionghoa merupakan hal yang sangat penting maknanya karena setelah orang
tua atau leluhur meninggal, kewajiban yang dimiliki oleh anggota keluarga tidak
menghilang dengan hilangnya jenazah di pemakaman atau krematorium.
Sebagai bukti
bakti para anggota keluarga, mereka akan melakukan acara berkabung dengan
mengenakan pakaian berkabung bukan hanya memberikan pesan
bunga papan duka Surabaya saja, pakaian berkabung masa kini sudah lebih
disederhanakan sehingga tidak ada alasan jika ada anggota keluarga utama atau
jauh yang tidak mengenakan pakaian berkabung tersebut.
Pada umumnya,
anggota keluarga yang ditinggalkan akan memilih untuk menyerahkan tanggung
jawab pemakaman pada rumah duka Adijasa, semua
hal akan diurus oleh staf yang sudah kompeten di bidangnya, anggota keluarga
hanya perlu mengawasi dan datang ketika hari H tentu tidak lupa dengan
mengenakan pakaian berkabung masing-masing dengan pangkat atau tingkatan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Mau menjalankan
masa berkabung selama 3 tahun, 1 tahun atau 7 hari, itu bisa disesuaikan dengan
kebijakan dan kemampuan masing-masing. Selama berkabung dan ziarah jangan lupa
bawa bunga dari toko bunga Surabaya.
Agustina Florist melayani pemesanan karangan bunga ucapan duka untuk di kirimkan ke rumah duka Adijasa Surabaya.
Agustina Florist
Psr.Bunga Kayoon Stan.B,No.26A
Jl. Kayoon, Surabaya
HP/WA : 081233437027 / 081803291424
Email : agustinaflorist44@gmail.com
Website : clianthabunga.com
Casino Review & Bonus Code 2021 - JtmHub
BalasHapusIn Casino Review, 태백 출장샵 you'll find a 사천 출장안마 range of table games, jackpot 창원 출장안마 slots and table games that you can play for 전라남도 출장마사지 real money. 김포 출장마사지 In this article, we'll